Read more: http://syamsudinnamaku.blogspot.com/2011/03/membuat-burung-garuda-beterbangan-di.html#ixzz1iWiqb4LU Khaidir Jhutekz Blogger's: Musik Panting
Subscribe:

Rabu, 02 Januari 2013

Musik Panting


TUGAS FINAL TEST
DOSEN PENGASUH
Adat Istiadat & Budaya Daerah
Sulisno, S.Sn, M.Pd


MUSIK PANTING

Oleh :
ZUL KHAIDIR   : 0901290644

Description: iain-banjarmasin



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
BANJARMASIN
2012



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Musik Panting................................................................................. 5
B. Tokoh Musik Panting................................................................................... 9
C. Alat-Alat Musik Panting.............................................................................. 9
D. Cara Penyajian Musik Panting..................................................................... 10
E. Fungsi Musik Panting.................................................................................. 10

BAB III : PENUTUP
Simpulan........................................................................................................... 11
Analisis............................................................................................................. 12



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Musik Panting  adalah musik tradisional dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Disebut musik Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik Panting. Namun sangatlah disayangkan, pada kenyataannya kita sebagai Pemuda Banjar kurang berminat terhadap kesenian-kesenian Banjar seperti Musik Panting misalnya, karena kesenian tersebut dianggap ketinggalan zaman sehingga anak muda enggan belajar dan menggelutinya.
Hal tersebut tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan Musik Panting yang menjadi kesenian tradisional kita suku Banjar. Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas tentang Kesenian Tradisional “Musik Panting” agar kita sebagai penerus bangsa dapat mengerti dan memahami bagaimana melestarikan budaya daerah kita.

B.     Rumusan Masalah
1.      Siapakah tokoh musik panting?
2.      Bagaimana cara penyajian musik panting?
3.      Apa fungsi dari kesenian musik panting?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memenuhi tugas final test yang diberikan oleh Bapak Sulisno, S.Sn, M.Pd.
2.      Untuk bagaimana kita menjaga dan melestarikan budaya daerah kita.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Musik Panting
Beragam kesenian daerah yang dapat kita nikmati di indonesia,salah satunya adalah kesenian daerah musik panting yang berasal dari Kalimantan Selatan. Disebut musik Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik Panting. Musik panting merupakan musik campuran (ansambel),karena disajikan bersamaan berbagai jenis alat musik.Biasanya,musik panting menggunakan 3 buah alat musik panting dan beberapa alat musik lain seperti gong,biola,suling bambu,tamburin dan sebagainya. Syair-syair yang berupa pantun merupakan salah satu yang menarik dari musik panting,isi dari pantun tersebut juga beraneka macam,ada pantun berisi nasehat sampai pantun jenaka.Pemain musik panting umunya menggunakan pakaian banjar,bagi laki-laki menggunakan peci dan yang perempuan menggunakan kerudung.Pemain musik panting memainkan alat musiknya dengan posisi duduk,pemain laki-laki duduk bersila dan pemain perempuan duduk bertelimpuh.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYk3dxYKYm-5Cs28tH1s85DZcsThnVaI1b4ZRhmhImCU3RBT5ViZJiHnLcuFFu99HaAwXK6hV_M8u1-tEPtL5aqE8bcSRlrgXel6GodF-ZQ6gX5WWgX9Ocfo1hxOTtdRf58cOkiDaxHyo/s400/panting+2.jpg
Pada awalnya musik Panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan. Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan zaman dan musik Panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik seperti babun, gong,dan biola dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang. Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik Panting yang terkenal alat musiknya dan yang sangat berperan adalah Panting, sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi nama sebagai musik Panting adalah A. Sarbaini. Dan sampai sekarang ini musik Panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Dalam sejarah singkat kesenian musik panting menurut AW. Syarbaini di desa Barikin Kec. Haruyan Kab. Hulu Sungai Tengah adalah:
1.      A.W. Syarbaini pada tahun 1969 mengenal dan mempelajari kesenian Musik Tradisional Bajapin.
2.      Pada tahun 1973 membentuk kasenian tradisional bajapin tersebut dengan alat yang sangat sederhana yang terdiri :
a.       Panting
b.      Babun
c.       Gong
3.      Setelah itu pada tahun 1976 musik bajapin ditampilkan dalam bentuk sajian musik, yakni musiknya saja tanpa mengiringi tarian japin dengan membawakan lagu-lagu melayu Banjar pahuluan.
4.      Pada tanggal 15 November 1977 khususnya di desa Barikin musik bajapin tersebut kembali ditampilkan dalam bentuk acara resipsi perkawinan dan pada waktu itulah diberi nama Musik Panting, dalam acara tersebut telah hadir beberapa orang tokoh seniman Kalimantan Selatan yang ikut menyaksikan pagelaran musik panting tersebut, antara lain :
a.       Yustan Azidin
b.      Marsudi, BA
c.       H. Anang Ardiansyah
d.      Drs. H. Bahtiar Sanderta
Menurut Yustan Azidin karena kesenian ini alat utamanya adalah panting maka dari itulah musik tersebut alangkah baiknya diberi nama ” Musik Panting ”.
5.      Pada tahun 1977 Musik Panting khusus membawa lagu-lagu melayu banjar pahuluan yang ditampilkan pada siang hari dengan irma slow, sedangkan syair lagunya bernafaskan nasehat.
6.      Pada tahun 1978 telah diciptakan lagu dan syair dengan diberi nama Musik Panting.
7.      Pada tahun 1978 telah diciptakan lagu dan syair dengan diberi nama Musik Panting.
a.       Panting            : 3 buah.
b.      Talinting          : 1 buah.
c.       Gong               : 2 buah.
d.      Giring-giring    : 1 set.
e.       Suling              : 1 buah.
f.       Biola                : 1 buah.
g.      Kulimpat         : 5 buah (alat ini berasal dari musik dayak).
8.      Pada tahun 1980 Musik Panting diperkaya dengan memakai Sound Sistem.
9.      Pada tahun 1981 disetiap Kabupaten sudah punya kesenian Musik Panting.
10.  Pada tahun 1982 sampai dengan 1985 Musik Panting telah berkembang di masyarakat.
11.  Pada tahun 1985 Musik Panting disebarkan ke sekolah-sekolah dengan melalui kantor Kanwil Depdikbud Prop. Kalsel.
Bentuk Panting dan Ukiran :
Ø  http://talaindah.files.wordpress.com/2011/05/panting.jpg?w=112&h=193Ukiran kepala :
- Karuang Bulik
- Simbangan Laut
- Naga Salimburan
- Putri Bungsu
- Putri Kurung
- dll.
Ø  Bentuk Badan
- Mayang Bungkus
- Mayang Bunting
- Mayang Maurai
Mengenai kapan lahirnya musik “Panting”, sampai sekarang belum didapatkan data tertulis. Tapi, menurut tuturan lisan yang berkembang di pedesaan dan kampung-kampung di Kalimantan Selatan, musik “Panting” sudah ada sebelum zaman penjajahan. Atau lebih kurang pada abad ke-18. Pada masa itu, musik “Panting” digunakan untuk mengiringi tarian Japen dan Gandut.
Dalam periode tersebut, musik “Panting” diiringi dengan istrumen lain seperti babun, gong, suling, dan rebab. Tapi setelah biola masuk ke Kerajaan Banjar, maka kedudukan rebab digantikan oleh biola.
Di masa awal dan tahap perkembangannya, “Panting” hanya memiliki tiga buah tali.atau senar. Dimana masing-masing senar punya fungsi tersendiri. Tali pertama disebut pangalik. Yaitu tali yang dibunyikan untuk penyisip nyanyian atau melodi.
Tali kedua, disebut panggundah atau pangguda yang digunakan sebagai penyusun lagu atau paningkah. Sedang tali ketiga disebut agur yang berfungsi sebagai bass.
Tali “Panting” pada masa lalu dibuat dari haduk hanau (ijuk), serat nenas, serat kulit kayu bikat, benang mesin, atau benang sinali.
Tapi sekarang, karena lebih mudah didapatkan, ditambah lagi dengan bunyinya yang jauh lebih merdu, benang nilon tampak lebih banyak digunakan. Atau, ada pula yang menggunakan tali kawat dengan empat bentangan pada badan “Panting”.
Kemunduran musik “Panting” terjadi pada jaman penjajahan Jepang. Waktu itu, musik “Panting” jarang sekali dipergelarkan. Wajar saja, karena pada waktu itu, setiap orang harus berjuang keras untuk mempertahankan hidup. Termasuk puluhan tahun setelah Jepang meninggalkan Indonesia.
Tahun 1984 merupakan tahun yang sangat menentukan bagi kehidupan musik “Panting”. Ketika itu, para seniman melakukan penelitian terhadap musik ini di daerah Kabupaten Tapin.
Dari hasil penelitian, dinyatakan bahwa musik “Panting” masih layak untuk diangkat kembali ke permukaan. Segala sesuatu pun dipersiapkan. Lagu-lagunya direnovasi dan diganti dengan lagu-lagu Banjar yang sudah diaransement ulang sedemikian rupa.
Setelah dibenahi secukupnya dengan tidak meninggalkan esensi sebagai suatu musik tradisi, di tahun 1984 itu juga, musik “Panting” diujicobakan ke festival musik daerah se-Indonesia.
Hasilnya sangat memuaskan sekaligus mengejutkan. Musik pantng berhasil menduduki peringkat 10 besar musik-musik Nusantara. Sejak saat itu, pembinaan terus ditingkatkan. Hingga pada akhirnya, lahirlah grup-grup musik “Panting” di seluruh penjuru Kalimantan Selatan seperti sekarang ini.

B.     Tokoh Musik Panting
Pada umumnya orang yang memainkan musik Panting adalah masyarakat Banjar. Tokoh yang paling terkenal sebagai pemain Panting adalah AW. Sarbaini. Dan ada juga grup-grup musik Panting yang lain. Tetapi sekarang ini seiring dengan adanya perkembangan zaman grup musik Panting menjadi semakin sedikit bahkan jarang ditemui.
  1. Alat-Alat Musik Panting
Alat-alat musik Panting terdiri dari :
·         Panting, alat musik yang berbentuk seperti gabus Arab tetapi lebih kecil dan memiliki senar. Panting dimainkan dengan cara dipetik.
·         Babun, alat musik yang terbuat dari kayu berbentuk bulat, ditengahnya terdapat lubang, dan di sisi kanan dan kirinya dilapisi dengan kulit yang berasal dari kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara dipukul.
·         Gong, biasanya terbuat dari aluminium berbentuk bulat dan ditengahnya terdapat benjolan berbentuk bulat. Gong dimainkan dengan cara dipukul.
·         Biola, sejenis alat gesek.
·         Suling bambu, dimainkan dengan cara ditiup.
·         Ketipak, bentuknya mirip tarbang tetapi ukurannya lebih kecil, dan kedua sisinya dilapisi dengan kulit.
·         Tamburin, alat musik pukul yang terbuat dari logam tipis dan biasanya masyarakat Banjar menyebut tamburin dengan nama guguncai.
  1. Cara Penyajian Musik Panting
Menurut cara penyajiannya Panting termasuk jenis musik ansambel campuran. Karena terdiri dari berbagai jenis alat musik. Dalam pertunjukan musik Panting, biasanya jumlah pantingnya sebanyak 3 buah dan ditambah alat-alat musik lainnya. Musik panting disebut juga dengan nama japin apabila penyajiannnya diiringi dengan tarian. Musik panting disajikan dengan lagu-lagu yang biasanya bersyair pantun. Pantun tersebut berisi nasihat ataupun pantun petuah, dan pantun jenaka. Lagu yang dinyanyikan monotor, yang artinya musik tersebut dinyanyikan tanpa ada reff. Pemain musik Panting memainkan musik tersebut dengan cara duduk, para pemain laki-laki duduk dengan bersila, sedangkan pemain perempuan duduk dengan bertelimpuh. Para pemain musik Panting pada umumnya mengenakan pakaian Banjar. Yang laki-laki mengenakan peci sebagai tutup kepala sedangkan pemain perempuan menggunakan kerudung.
  1. Fungsi Musik Panting
Musik Panting mempunyai fungsi sebagai :
·         Sebagai hiburan, karena musiknya dan syair-syairnya yang kadang-kadang jenaka dan dapat menghibur orang banyak. Oleh karena itu, musik panting sering digunakan pada acara perkawinan.
·         Sebagai sarana pendidikan, karena didalam musik Panting syainya berisi tentang nasihat-nasihat dan petuah.
·         Sebagai musik yang memiliki nilai-nilai agama, karena musik-musiknya mengandung unsur-unsur agama.
·         Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga masyarakat.
·         Sebagai kesenian musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Musik Panting  adalah musik tradisional dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Disebut musik Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik Panting. Pada awalnya musik Panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan. Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan zaman dan musik Panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik seperti babun, gong,dan biola dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang. Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik Panting yang terkenal alat musiknya dan yang sangat berperan adalah Panting, sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi nama sebagai musik Panting adalah A. Sarbaini. Dan sampai sekarang ini musik Panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Musik panting disajikan dengan lagu-lagu yang biasanya bersyair pantun. Pantun tersebut berisi nasihat ataupun pantun petuah, dan pantun jenaka. Lagu yang dinyanyikan monotor, yang artinya musik tersebut dinyanyikan tanpa ada reff.
Musik Panting mempunyai fungsi sebagai :
·         Sebagai hiburan, karena musiknya dan syair-syairnya yang kadang-kadang jenaka dan dapat menghibur orang banyak. Oleh karena itu, musik panting sering digunakan pada acara perkawinan.
·         Sebagai sarana pendidikan, karena didalam musik Panting syainya berisi tentang nasihat-nasihat dan petuah.
·         Sebagai musik yang memiliki nilai-nilai agama, karena musik-musiknya mengandung unsur-unsur agama.
·         Untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga masyarakat.
·         Sebagai kesenian musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.
ANALISIS
Pemuda Banjar sebagai kaum intelektual dan merupakan pewaris seni dan kebudayaan masyarakat Banjar haruslah memiliki wawasan dan kemampuan untuk melestarikan seni dan kebudayaan masyarakatnya sendiri.
Namun sangatlah disayangkan dengan kenyataan sekarang ini peminat kesenian-kesenian daerah tidak terlalu berkembang. Pada saat ini bentuk-bentuk kesenian tradisional tidak lagi menarik bagi masyarakatnya, karena dianggap ketinggalan zaman sehingga banyak anak muda yang enggan belajar dan menggelutinya. Keengganan para kawula muda disebabkan oleh rasa malu karena tidak mengikuti perkembangan kesenian modern saat ini. Di era modern ini banyak sekali hiburan-hiburan yang bersifat memanjakan masyarakat. Di pedesaan misalnya, sarana hiburan diadakan biasanya ketika ada kegiatan hajatan perkawinan, selamatan, maupun kegiatan pencarian dana dan lain sebagainya. Di perkotaan lain lagi, sarana hiburan masyarakat diwujudkan dengan didirikannya bioskop, diskotik, klab-klab malam hingga konser-konser band ternama. Inilah yang menjadi salah satu penyebab mulai hilangnya kesenian tradisional di Kalimantan Selatan.
Kita menyadari bahwa kebudayaan ataupun kesenian daerah yang hampir punah itu merupakan asset daerah yang milik kita bersama, keberadaannya menjadi tanggung jawab masyarakat Kalimantan Selatan untuk melestarikan dan mengenalkannya secara berkesinambungan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu berbagai kegiatan yang dapat menunjang dalam pelestarian seni dan budaya harus benar-benar diperhatikan. Namun dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini, tidak cukup hanya dengan berbekal pengetahuan saja tanpa dibarengi dengan kemauan untuk melestarikan seni dan kebudayaan tersebut. Untuk itulah berbagai kegiatan yang dapat mendorong terlaksananya peningkatan kemampuan seni dan budaya harus terus ditingkatkan. Mari terus kita kembangkan dan lestarikan kesenian khas daerah kita.
“Kada Ulun Biarakan Budaya Banjar Hilang di Dunia”



 

1 komentar:

Posting Komentar